Kamis, 15 Oktober 2015

Kejar Tiket Olimpiade, Indonesia Ikuti Kejuaraan Kazakhtan dan Perancis Open


Taekwondoin Reynaldi Atmanegara, salah satu atlet yang diharapkan memberikan hasil terbaik di Olimpiade. Foto : Rawza Salman
Guna mengejar tiket olimpiade, taekwondo Indonesia harus menambah point untuk mengamankan keikutsertaanya di Olimpiade Rio De Janeiro Brasil 2016 melalui ajang kualifikasi olimpic yang nantinya digelar di Filipina April 2016 mendatang.
Terkait dengan kebutuhan perolehan point itulah, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) akan mengikutsertakan 4 atletnya di dua kejuaraan Open Internasional Level G-1 di Kazakhtan dan Perancis Oktober – November 2015 mendatang. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Sekjen PBTI, Dirc Richard kepada redaksi TIN 16/9.
Kejuaraan Kazakhtan Open rencananya digelar 25 – 28 Oktober 2015, sedangkan kejuaraan Perancis terbuka rencananya dilaksanakan pada akhir November 2015. Dua kejuaraan tersebut merupakan pintu masuk strategis bagi taekwondoin diseluruh dunia, karena dua open tournament internasional itu merupakan kejuaraan yang diakui secara resmi oleh Federasi Taekwondo Dunia (WTF) sebagai kalender atau event resmi yang berstandar G-1. Yakni level kejuaraan setingkat dengan kejuaraan dunia.
Seperti diketahui pula, baru-baru ini PBTI juga telah sukses menyelenggarakan kejuaraan Open Internasional berstandard G-1 di Pekanbaru Riau yang juga diikuti oleh atlet-atlet kelas dunia.
“PBTI akan memanfaatkan dua kejuaraan tersebut sebagai upaya untuk mengamankan tiket menuju olimpiade, oleh karenanya kita akan mempersiapkan 5 atlet kyorugi andalan Indonesia yang secara khusus memang dipersiapkan menuju olimpiade, yaitu di kategori Putra ada Reynaldi Atmanegra, Dinggo Ardian dan Argya Virangga Roring. Sedangkan di kategori putri ada Aghnini Haque dan Mariska Halinda” . Ujar Dirc Richard.
Sementara itu, Ketua Harian PBTI, Zulkifli Tanjung mengatakan, disamping kejuaraan di Kazakhtan dan Perancis nantinya menjadi bagian dari upaya pengumpulan point bagi taekwondoin Indonesia, ajang tersebut juga menjadi salah satu penilaian PBTI tentang siapa 4 atlet yang akan masuk mewakili Indonesia di cabor Taekwondo pada Olimpiade 2016 mendatang. Khususnya di kategori putra yang harus bersaing ketat menunjukkan perkembangan prestasi dan catatan progress perkembangan latihannya di pelatnas.
Ditambahkannya, saat ini PBTI juga tidak bisa memberikan target apa-apa untuk cabor traekwondo di olimpiade. Pihaknya saat ini masih fokus bagaimana caranya mengamankan point untuk mengikuti kualifikasi olimpic di Filipina April mendatang.
“Kami fokus dapat tiket dulu ke olimpiade, minimal satu tiket.” Tegas Zul.
Zul juga menambahkan, bahwa tantangan menuju olimpiade memang sangat berat. Ia mengungkapkan hampir sebagian besar taekwondoin di seluruh dunia saat ini tengah fokus mengejar point, dan banyak mengikuti kejuaraan-kejuaraan internasional sebagai upaya untuk mematangkan strategi dan kemampuan para atlet bertanding. Apalagi aturan pertandingan terus diperbaharui oleh WTF.
Terkait dengan persaingan yang makin ketat dan kompetitif itulah, untuk menuju kualifikasi olimpic nanti, menurut Zul tim nas akan di karantina di Korea Selatan pada bulan Desember mendatang. Mereka akan berlatih dan latih tanding dengan atlet di sejumlah klub kuat di negeri Gingseng itu, sekaligus diupayakan agar tim nas dapat berlatih tanding dengan atlet olimpiade Korsel.
“untuk tryout Desember mendatang, kita akan lebih difokuskan pada latih tanding dan strategi menguasai irama pertandingan dengan mendatangkan para atlet Korea kelas dunia, utamanya atlet Korea yang sudah sering memperoleh medali di olimpiade dan kejuaran-kejuaraan dunia serta diupayakan atlet yang akan berlatih tanding juga atlet yang akan mengikuti olimpiade di Brasil nanti. Kita upayakan hal tersebut dapat terwujud mengingat hubungan kita dengan Korea Selatan, saat ini sangat baik”. Ujar Zul.


sumber; https://taekwondoindonesianews.wordpress.com/2015/09/17/kejar-tiket-olimpiade-indonesia-ikuti-kejuaraan-kazakhtan-dan-perancis-open/#more-574

x